Sarasehan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024: Fokus pada Kondisi Air Tanah di Kabupaten Pasuruan
Pada Kamis, 13 Juni 2024, Kabupaten Pasuruan merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan mengadakan sarasehan yang membahas kondisi air tanah di wilayah tersebut. Bertempat di Djoglo Kedjajan, acara ini menghadirkan berbagai pihak penting, termasuk Asisten I, DLH Kabupaten Pasuruan, dan PT. Tridaya Alam Lestari. Acara ini menjadi momentum penting untuk menggalang kesadaran dan kolaborasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya sumber daya air di Kabupaten Pasuruan.
Pembukaan dan Peserta
Sarasehan dibuka oleh Asisten I yang menekankan pentingnya upaya pelestarian lingkungan. Beliau menggarisbawahi bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki 9 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang membutuhkan perhatian khusus. Para peserta rapat termasuk pejabat dari Direktorat Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS, UPT SDA WS Welang Pekalen, serta perwakilan dari Perumda Air Minum Giri Nawa Tirta.
Pembahasan Direktorat Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS
Direktorat Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan DAS menjelaskan konsep DAS sebagai wilayah daratan yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan ke danau atau laut. Mereka menekankan pentingnya pendekatan holistik, integratif, tematik, dan spasial (HITS) dalam pengelolaan DAS. Di Kabupaten Pasuruan, terdapat 17 DAS yang dikelola oleh BPDAS Brantas Sampean dengan luas total 149.166,08 hektar, termasuk 31.216,54 hektar kawasan hutan.
Isu-Isu Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS menghadapi berbagai isu kelembagaan, termasuk pembinaan kapasitas daerah dan masyarakat, pendekatan ruang, pembiayaan, pengawasan, dan inovasi. Deforestasi di Kabupaten Pasuruan mengurangi infiltrasi air, meningkatkan risiko banjir, dan kekurangan air. Indonesia sendiri memiliki laju sedimentasi tertinggi di dunia, yang mengakibatkan penurunan debit puncak dan peningkatan erosi.
Pembahasan UPT SDA WS Welang Pekalen
UPT SDA WS Welang Pekalen memaparkan spektrum air yang terdiri dari Green Water, Blue Water, Grey Water, dan Black Water. Mereka menekankan pentingnya koordinasi antar tingkat tata kelola (Multi-Level Governance) dan kolaborasi multi-stakeholder untuk mencapai pengelolaan air yang berkelanjutan. Sumber mata air utama di DAS Rejoso meliputi Sumber Umbulan, Ranu Grati, dan Banyu Biru.
3-K Pengelolaan Sumber/Mata Air
Pengelolaan sumber/mata air didasarkan pada tiga aspek utama: Kuantitas, Kualitas, dan Kontinuitas. Pengukuran kuantitas dilakukan secara harian dan periodik, sementara kualitas air dipantau melalui pengukuran kimia dan biota. Kontinuitas pengelolaan air dijaga melalui regulasi, konservasi, dan gerakan hemat air.
Peran Perumda Air Minum Giri Nawa Tirta
Perumda Air Minum Giri Nawa Tirta bertugas menyediakan air minum bagi masyarakat serta mengelola sistem penyediaan air minum. Mereka juga memiliki peran penting dalam memberikan manfaat bagi perkembangan ekonomi daerah dan memastikan pelayanan air minum yang berkelanjutan. Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) menjadi panduan penting dalam pengelolaan ini.
Kesimpulan
Sarasehan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kabupaten Pasuruan menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga dan melestarikan sumber daya air. Pendekatan holistik dan integratif diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan DAS. Dengan adanya kesadaran dan upaya bersama, Kabupaten Pasuruan dapat menjaga kelestarian lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.