post-image

Jadi Narasumber Sekolah Lapang FORDAS Bahas Konservasi CITASAMA: Mengenal Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

PASURUAN - Semangat belajar dan kolaborasi untuk konservasi kembali mengisi udara sejuk Prigen, Kabupaten Pasuruan, dalam kegiatan Sekolah Lapang Konservasi CITASAMA yang dilaksanakan pada Senin, 25 November 2024. Bertempat di Aula Alas Pinggan, Desa Ledug, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program CITASAMA (Cargill, Yayasan Cempaka, dan USAID IUWASH Tangguh) dengan mengangkat tema penting: “Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)”.

Forum DAS Kabupaten Pasuruan hadir sebagai narasumber utama, membagikan pengetahuan dan praktik baik terkait pemanfaatan HHBK secara lestari, sekaligus mengaitkannya dengan mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Hidup (PJLH) yang telah diatur dalam Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 224 Tahun 2023.

Dalam sesi diskusi, FORDAS menekankan bahwa potensi HHBK—seperti madu hutan, bambu, rotan, buah hutan, tanaman obat, dan getah alam—tidak hanya bernilai ekonomis tinggi, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam menjaga tutupan lahan dan keberlanjutan ekosistem hutan. Oleh karena itu, pelibatan kelompok tani hutan (KTH) dalam pengelolaan HHBK menjadi kunci penting untuk menciptakan konservasi yang berbasis pada kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, peserta juga diajak memahami bagaimana HHBK dapat menjadi bagian dari skema PJLH, di mana masyarakat hulu yang menjaga hutan melalui pemanfaatan non-ekstraktif bisa memperoleh insentif dari pemanfaat jasa lingkungan di hilir, seperti perusahaan penyedia air minum dan pengguna lahan industri. Ini menjadi salah satu pendekatan inovatif untuk menghubungkan aspek ekologis dan ekonomi secara harmonis.

Sekolah Lapang ini juga menjadi ruang belajar bersama yang menghubungkan masyarakat, pemerintah, swasta, dan organisasi pendukung, untuk memperkuat kelembagaan dan aksi kolektif dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Program CITASAMA sendiri dirancang untuk mempercepat penguatan kapasitas komunitas lokal dalam pengelolaan air, sanitasi, dan lingkungan melalui model kolaborasi multipihak.

“HHBK bukan hanya hasil hutan alternatif, tapi solusi nyata agar konservasi bisa berjalan berdampingan dengan peningkatan ekonomi masyarakat.”
Forum DAS Kabupaten Pasuruan