post-image

Cempaka Foundation Luncurkan Program KHDTA 2025: Fokus Konservasi Hulu DAS

PASURUAN - Sebagai wujud komitmen terhadap pelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan, Cempaka Foundation resmi meluncurkan program Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA) Tahun 2025. Program ini dirancang untuk memulihkan ekosistem hutan, melindungi sumber daya air, serta mendorong aksi nyata dalam menghadapi krisis lingkungan yang terus meningkat.

Peluncuran program ini melibatkan dukungan aktif dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta kolaborasi strategis bersama 20 perusahaan mitra pada hari Rabu, 5 Februari 2025 yang telah menunjukkan kepedulian dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan di wilayah hulu.

🌱 15.976 Bibit Pohon Ditanam di Kawasan Strategis

Sebanyak 15.976 bibit pohon ditanam dalam program ini, mencakup berbagai jenis tanaman konservasi yang adaptif, produktif, dan memiliki nilai ekologis tinggi. Penanaman dilakukan di tiga kawasan pegunungan utama di Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya, yaitu:

  1. Pegunungan Arjuno–Welirang
  2. Pegunungan Bromo
  3. Pegunungan Penanggungan

Wilayah-wilayah tersebut merupakan hulu strategis yang menjadi sumber mata air penting untuk masyarakat di hilir. Selain itu, kawasan ini juga menjadi penyangga ekologis yang berperan dalam mencegah bencana seperti longsor, banjir, dan kekeringan.

đź’§ Fokus pada 4 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Penanaman pohon dan aksi konservasi dalam program KHDTA 2025 difokuskan pada empat DAS prioritas, yakni:

  1. DAS Petung–Rejoso
  2. DAS Kedunglarangan
  3. DAS Welang
  4. DAS Bangkok

Keempat DAS ini memiliki karakteristik yang berbeda, namun semuanya memiliki peran vital dalam menunjang keberlanjutan sumber daya air, pertanian, dan kehidupan masyarakat hilir. Rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan di wilayah hulu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas resapan air, memperbaiki kualitas tanah, dan memperkuat ketahanan ekosistem.

🤝 Kolaborasi Multipihak untuk Dampak Lebih Luas

Program ini tidak berdiri sendiri. Dengan melibatkan 20 mitra perusahaan, Cempaka Foundation menunjukkan bahwa konservasi lingkungan membutuhkan pendekatan kolaboratif dan berbasis partisipasi. Selain kontribusi pendanaan dan teknis, para mitra juga berkomitmen untuk terus mendampingi proses pemeliharaan, monitoring, serta pelaporan hasil kegiatan secara berkala.

Tidak hanya berdampak ekologis, program ini juga memberikan nilai sosial dan ekonomi, terutama bagi masyarakat lokal yang terlibat langsung dalam proses penanaman, pemeliharaan, dan pengelolaan kawasan konservasi.

“Jika kita ingin air tetap mengalir dan hutan tetap hidup, maka kita harus mulai dari hulunya. KHDTA adalah investasi masa depan, bukan hanya untuk alam, tapi juga untuk generasi yang akan datang.”
— Cempaka Foundation